Senin, 30 Oktober 2017

[Movie Review] Happy Death Day

PREPARE YOURSELF FOR TWIST!


Yah, seenggaknya yang bisa gue spoiler hanya sebatas itu karena film ini masih terbilang baru walaupun kayaknya nggak terlalu beken karena cuma bertahan seminggu di bioskop. Harusnya sih sekarang masih ada, tapi cuma di beberapa bioskop yang posisinya jauh banget dari tempat gue. Itu juga nggak bakal lama karena bakal diserobot Thor-Ragnarok yang baru keluar dan pasti akan memakan beberapa studio sekaligus selama beberapa minggu.

Gue pun batal nonton ini di bioskop karena pas mau nonton ternyata udah nggak ada di Depok. Udah susah-susah ngejar ke Pondok Labu pun akhirnya gagal juga karena telat dan antrian panjang banget. Nonton thriller itu nggak boleh telat barang 5 menit, men. Bisa aja semua jawaban ada di awal cerita yang justru nggak terlalu diperhatiin.

Tapi bersyukurlah karena teknologi yang super canggih, ternyata di web langganan udah ada streamingnya, meski pake subtitle mandarin :'D Gapapa, gue udah cukup terlatih dengan buku teks bahasa Inggris tiap kuliah yang lumayan bikin otak kering, kok. Akhirnya gue nonton itu tanpa subtitle saking penasarannya. Hahaha.

Dan ceritanya lebih bagus dari yang gue bayangkan. Hohoho. GUE PUAS BANGET NONTONNYAAA....

Padahal trailernya aja udah bagus, dan bikin gue penasaran banget pengin nonton. Kalau trailernya kece kan ekspektasi jadi tinggi banget. Dan biasanya justru mengecewakan karena ekspektasi yang ketinggian. Tapi ini PAS banget.


Sinopsis:
Tree Gelbman is a blissfully self-centered collegian who wakes up on her birthday in the bed of a student named Carter. As the morning goes on, Tree gets the eerie feeling that she's experienced the events of this day before. When a masked killer suddenly takes her life in a brutal attack, she once again magically wakes up in Carter's dorm room unharmed. Now, the frightened young woman must relive the same day over and over until she figures out who murdered her.

Intinya, film ini bercerita soal time paradox yang dialami Tree. Macemnya time paradox di film 'miss peregrine's home for peculiar children' yang mengulang hari yang sama terus menerus sampai hari di mana rumah mereka dibom menjadi suatu rutinitas.

Sejujurnya, ada beberapa adegan pembunuhannya yang membuat gue bertanya-tanya kenapa bisa jadi kayak gitu. Gimana caranya si pembunuh bisa--

Oke, itu urusan lain. Daripada gue spoiler.

Tapi yang paling gue suka dari film ini adalah proses perubahan yang dialami Tree. Seenggaknya, ini bukan sekadar film bunuh-bunuhan doang. Di dalamnya tetep ada moral cerita yang bisa diambil, dan itu adalah inti ceritanya. Oke, twistnya juga, sih :p

Pembunuh di film ini mirip yang ada di scream, ada di mana-mana :v Tapi kalau scream itu hampir nggak ada moral yang bisa diambil. Isinya banyakan bunuh-bunuhan dan topeng pembunuhnya yang terlihat lucu. Satu-satunya alasan nonton scream adalah untuk nebak siapa pembunuhnya. Walaupun, nggak dikasih klu juga, sih. Jadi agak percuma. Semacam tebak-tebak buah manggis aja jadinya.




Topeng yang dipakai pembunuh di dua film ini sama-sama lucu, sih :v

Apa supaya nggak mainstream? Kalau topeng pembunuhnya juga serem, nggak seru, gitu?

1 komentar:

  1. I liked this movie. It reminds me of Scream. It knows it’s a cheesy slasher film but it has fun with it and is self-aware. I love films that are like that.

    BalasHapus