Rabu, 25 November 2020

Hidup Tanpa Stress, Hidup Tanpa Penyesalan

Hidup itu berat, bikin stress, sampai terkadang rasanya nggak tahan lagi dan mau udahan aja. Tapi, mau bunuh diri juga nggak boleh, dosa. Nanti di akhirat malah lebih stress lagi karena disiksa, gimana?

Kata orang-orang sih hidup gue jauh dari kata stress atau pun depresi. Ya iya juga, sih. Mungkin.

Bukan berarti masalahnya nggak berat. Mungkin sama-sama berat. Tapi karena pada dasarnya gue bukan orang yang overthinking, jadinya nggak gampang stress. Mungkin orang yang dasarnya overthinking, susah untuk menjalani hidup dengan cara gue. Karena banyak dari mereka yang bilang kalau mereka sebenarnya nggak mau overthinking juga, tapi otomatis kepikiran gitu. 

Gue nggak tau juga sih tulisan ini bakal bisa membantu atau nggak, tapi gue mau mencoba merumuskan isi otak gue, apa yang biasanya gue pikirkan supaya gue nggak stress dan happy terus. Ya nggak happy terus, sih, lebih ke... hmm... santai terus. Gitu deh pokoknya.

1. Hari ini pasti akan berakhir

Seberat apa pun hari yang kamu jalani, satu detik tetaplah satu detik. Dan dalam 24 jam, hari ini pasti akan berakhir juga. Walaupun ketika menjalani hari yang berat itu, rasanya seperti ribuan kali lebih lama daripada hari-hari biasa, sebenarnya waktu berjalan sama seperti biasa. Jadi, gue biasanya menanamkan pemikiran itu waktu hari-hari gue terasa berat dijalani. Selama hari berat yang kamu jalani itu nggak sampai mengancam nyawa, nggak apa-apa. Pasti akhirnya terlewati juga. Pasti. 

Kalau sampai mengancam nyawa kamu, itu baru saatnya untuk.... PANIK.

2. Pikirkan nanti, saat memang perlu berpikir

Ketika gue mencium adanya masalah yang akan berkembang besar di kemudian hari, biasanya gue berpikir keras harus melakukan apa untuk mengatasi masalah itu. Tapi kalau dipikir sekeras apa pun tetap nggak ketemu jawabannya, yaudah, nggak apa-apa. Soalnya sampai situlah batas kemampuan otak gue berpikir. Nggak apa-apa, pikirkan nanti ketika masalah itu beneran datang dan memang perlu dipikirkan kembali. Sebelum itu terjadi biarkan takdir melakukan tugasnya. Jalani hari-hari seperti biasa. Kadang-kadang masalah yang kita prediksi malah nggak terjadi sama sekali. Jadi kalau terlalu berpikir keras dari awal sampai saat itu, rasanya malah rugi, sia-sia, dan buang-buang waktu. 

3. Ingat kembali pengalaman terburukmu

Tiap orang punya pengalaman buruk dalam hidupnya. Ketika gue mendapat masalah berat, biasanya gue melihat kembali ke masa lalu dan mulai membandingkan. Apakah masalah gue saat ini lebih berat dari masalah gue sebelumnya? Biasanya sih nggak. Jadi karena pengalaman terburuk aja udah bisa gue lewati, nggak ada yang perlu gue khawatirkan untuk melewati masalah yang levelnya nggak lebih berat daripada sebelumnya.

Kalau ternyata lebih berat, itu baru saatnya untuk.... PANIK.

4. Hati-hati membuat keputusan, pastikan kamu nggak akan menyesal di masa depan

Gue selalu berhati-hati ketika membuat keputusan. Setelah memikirkan semua kemungkinan yang mungkin terjadi, gue biasanya berjanji sama diri sendiri untuk nggak menyesal dengan keputusan gue. Bahkan, ketika sesuatu hal tak terduga terjadi dan ternyata keputusan yang gue ambil salah. Karena di titik gue mengambil keputusan, gue akan pasrah sama hasilnya. Jujur, sih, setelah menerapkan ini gue beneran merasa hidup tanpa penyesalan dan rasanya bahagia. Lagipula, seberapa pun kita menyesal, masa lalu nggak akan bisa diubah. Tenggelam dalam penyesalan cuma buang-buang waktu.

5. Lakukan demi diri sendiri, jangan demi orang lain

Ketika memutuskan untuk melakukan sesuatu, lakukanlah demi dirimu sendiri. Mau dapat ridha Allah, itu kan demi diri sendiri juga. Kalau kamu melakukannya untuk orang lain, ketika usahamu tidak dihargai, kamu akan kecewa. Sebaliknya, kalau melakukan untuk dirimu sendiri kamu nggak akan peduli apa balasan dari orang lain, yang penting ketika kamu melakukan itu kamu udah bahagia. Penghargaan dari orang lain tidak penting. Ini berlaku bahkan ketika kamu berharap sesuatu yang sepele dari orang lain seperti ucapan terima kasih. Kalau kamu melakukan sesuatu untuk mendapat rasa terima kasih, kamu akan marah ketika bertemu orang yang tidak tau terima kasih. Tapi kalau kamu memberikan sesuatu pada orang lain karena memang kamu ingin melakukannya, kamu senang melakukannya, kamu tidak akan masalah dengan apa pun respon dari si penerima. Nggak diucapin terima kasih nggak apa-apa, tapi kalau diucapin makasih, itu akan jadi bonus dan jadi berkali-kali lipat lebih bahagia. Asyik, kan?

6. Kamu perlu kecewa untuk tau rasanya bahagia

Yang terakhir hak cipta untuk Fiersa Besari dari lagu "Pelukku untuk Pelikmu", wkwk. Ini bener banget, sih. Kalau setiap hari bahagia, pasti itu bukan jadi rasa bahagia lagi, tapi jadi rasa yang biasa aja. Kadang-kadang ketika kita merasa marah, kecewa, sedih, coba dirasain aja jangan dilawan. Karena rasa itu nggak akan selamanya. Balik lagi ke nomor satu, pasti akan berakhir. Karena detik demi detik berlalu dalam tempo yang sama. Rasa kecewa yang kita rasakan karena seseorang pasti akan tergantikan bahagia yang kita rasakan karena seseorang yang lain. 

 7. Maklumi dirimu sendiri 

Kayaknya ini yang paling sering gue lakukan ke diri sendiri. Gue sering memaklumi diri gue sendiri. Wkwkwk. Ini saran yang sangat berlawanan banget sama saran dari motivator untuk menjadi orang yang sukses. Iya, gue kayaknya bukan pribadi yang akan menjadi orang sukses di kemudian hari. Wkwkwk. Gue sering banget bilang "nggak apa-apa" ke diri sendiri. Kadang-kadang terlalu ekstrem sampai-sampai banyak banget tugas terbengkalai dan gue tetep bilang "nggak apa-apa" ke diri sendiri. Monmaap ini kayaknya pembenaran atas suatu kemalasan belaka. Tapi pada intinya, nggak ada pekerjaan yang lebih penting daripada kebahagiaan dan kewarasan gue. Jadi nggak apa-apa.


Yah, kira-kira itulah sepotek isi otak gue. Semoga yang melihat gue sebagai pribadi yang selalu santai dan nggak pernah stress bisa sedikit memahami kenapa gue menjalani hidup seperti sekarang ini. Mungkin gue nggak akan sukses di kemudian hari karena nggak bisa mengikuti disiplin rata-rata orang-orang sukses di luar sana. Tapi gue udah membuat keputusan dari jauh-jauh hari untuk lebih mementingkan kewarasan daripada kesuksesan. Eh, nggak gitu deh. Gue akan buktikan bahwa gue tetap bisa sukses dengan cara yang santai dan nggak ngoyo. Wkwkwk.

Salam empat jempol!!

Maju terus hidup santuy!!