Kamis, 26 Oktober 2017

CEO dan Fantasi

Akhirnya gue sadar kenapa ada fenomena 'CEO' di wattpad. Ceritanya, setelah menganalisis cukup lama dalam otak, gue berhasil memecahkan misteri tersebut. Halah.

Rupanya, perkiraan gue soal pengaruh 'Fifty Shades of Grey' pada fenomena merebaknya tokoh CEO dalam cerita-cerita wattpad itu nggak sepenuhnya bener. Soalnya kayaknya nggak semua yang nulis soal CEO itu pernah baca FSOG. Yah, gue juga pernah baca reviewnya doang sih. Itu ada udah bikin ngakak nggak ketulungan. Gue harus tanya lagi sama Ruru link reviewnya, soalnya gue mau baca lagi #heh

Sebenernya ini nggak terbatas sama karakter CEO aja, sih. Tapi karakter cowok super kaya tanpa masalah finansial, wajah tampan tanpa kegalauan mau oplas apa nggak, dan status tinggi yang tak tergoyahkan. Masalah mereka cuma satu. Cinta.

UHUK.

Dari hasil analisis gue, penulis membuat karakter yang seperti itu karena mereka hanya ingin fokus ke masalah cintanya aja. Kenapa? Karena buat mereka itu yang menarik. Apa serunya sih bikin cerita tentang seseorang yang punya masalah finansial dan berusaha keras untuk mengatasi itu? Tiap hari juga hidup gue berhubungan sama masalah finansial! Bosen!

Kenapa bikin tokoh yang ganteng? Karena di sekelilingnya kekurangan orang ganteng. Dan walaupun hanya dalam cerita, seenggaknya ada pengalaman dikelilingi sama orang-orang ganteng gitu.

Kenapa bikin tokoh yang statusnya tinggi? Boss, presdir, CEO, anak presiden, keturunan raja, anak donatur terbesar di sekolah, anak konglomerat, you name it. Ye kan di kehidupan nyata statusnya bawahan terus. Sesekali lah ngerasain jadi orang yang statusnya tinggi walaupun yang ngerasain hanya karakter dalam cerita yang kita tulis sendiri.

Karena semua yang dibentuk dalam cerita adalah impian si penulis. Impian itu sendiri bisa berupa harapan, penyampaian pesan, hasrat terpendam, dan terkadang.... pelarian dari kehidupan yang tidak sesuai imajinasi lah, curcol.

Tiap orang pasti menulis untuk tujuan tertentu, dan itu nggak salah. Gue sendiri juga menjadikan kegiatan baca-tulis sebagai pelarian dari kehidupan nyata. Hanya mungkin, arahnya jauh dari kehidupan sosialita yang glamor dan jauh dari masalah-masalah manusia kelas menengah ke bawah.

Pelarian gue adalah sesuatu yang jauh banget dari dunia manusia. Karena di dunia nyata setiap hari berhubungan dengan manusia, begitu masuk ke dunia cerita, gue mau bersentuhan dengan sesuatu yang nggak ada di dunia nyata. Mungkin, itulah alasan kenapa gue suka banget cerita fantasi.

Legolas - Lord of the Ring

Legolas adalah elf paling tampan yang pernah ada. Walaupun, pada dasarnya semua elf itu tampan. Termasuk prince dari cerita 1/2 prince.

Prince - 1/2 Prince

Bukan hanya yang tampan, tapi gue juga suka ngeliat monster yang keren-keren.


Tapi kalau awakened being-nya Jane sih lain cerita. Dia adalah monster paling cantik yang pernah gue tau. Walaupun semua awakened being di Claymore itu keren-keren banget, sih. Hiks.

Awakened Jane - Claymore
Awakened Claire - Calymore
Awakened being - Claymore

Selain cerita fantasi berisi makhluk-makhluk fantasi, cerita distopia juga jadi salah satu favorit gue, sih. Kata distopia sendiri merupakan lawan kata dari utopia atau dunia ideal yang diimpikan. Dalam cerita distopia, biasanya dunia berubah menjadi sesuatu yang benar-benar jauh dari bayangan dan sama sekali tidak diimpikan. Biasanya juga, cenderung menciptakan dunia yang ideal dengan dehumanisasi atau menghilangkan rasa kemanusiaan. Contohnya: Hunger Games, Divergent, The Maze Runner, Minority Report, Battle Royale, dsb.

Suka cerita distopia bukan berarti gue memimpikan dunia yang begitu, sih. Tapi justru sebaliknya. Karena baca/nonton cerita begitu membuat gue berpikir kalau masalah-masalah di dunia nyata nggak ada apa-apanya.

Tapi meski gue suka banget cerita fantasi, gue tetep nggak bisa nulis fantasi. Otak gue nggak nyampe. Karena untuk bikin cerita fantasi, otak kita harus membentuk dunia baru yang beda banget sama dunia yang ada sekarang. Semakin detil, semakin bagus. Dan itu membutuhkan kapasitas otak yang sangat-sangat besar. Penderita short memory syndrom macam gue bisa apa?

Yak. Analisis tidak penting gue cukup sampai di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar