Senin, 16 Januari 2017

Lika-liku Anak Kos: The Art of Survival

Judulnya berasa main game RPG :v

Ah sudahlah, yang penting kebacanya keren.

Ini adalah postingan blog yang diniatkan jadi cerita berbingkai. Ya... masih nggak tau, sih. Kali aja besok gue dipaksa pulang dan nggak boleh ngekos lagi. Nanti judulnya berubah jadi 'Lika-liku Anak Rumahan'.

Sejujurnya gue lagi iseng aja pengin nulis ginian, karena akhir-akhir ini blog sepi postingan. Udah beberapa kali bikin postingan sebelum ini, tapi akhirnya teronggok di draft karena terlalu serius. Mungkin gue kena pengaruh pilkada. Padahal kagak ikutan milih juga :v

Kemarin, gue mengalami musibah besar sebagai anak kos....

RICE COOKER GUE YANG IMUT-IMUT MENDADAK MATI!
*tambahin efek bom meledak biar dramatis*

Gimana gue nggak mendadak stress? Rice cooker itu alat bertahan hidup paling utama di kosan gue. Soalnya nggak kayak tetangga sebelah dan belakang, gue nggak ikut-ikutan beli galon. Demi prinsip 'hemat apapun yang bisa dihemat', gue selalu masak air sendiri. Ini lumayan banget untuk menekan biaya hidup orang macam gue yang minumnya banyak.

Oh iya, biarpun namanya rice cooker, bagi gue benda itu adalah panci keramat. Soalnya benda itu hampir nggak pernah gue pake buat masak nasi. Tugasnya lebih banyak buat masak air..... dan yang lain....

Tapi... walaupun begitu, gue sejujurnya sadar kenapa benda itu akhirnya mengakhiri hidupnya lebih cepat dari teman-teman sejenisnya. Soalnya gue terlalu sering meng-abuse (menyiksa) dia.

Setelah mengalami penyiksaan bertubi-tubi, benda ini pun RIP


Gue tau dia nggak seharusnya disuruh masak yang lain selain nasi, mi instan, dan air. Tapi dengan kejamnya, gue memanfaatkan dia untuk masak segala macam makanan. mulai dari telur dadar, sampe gorengan.

"Hah? Emang bisa?"

Mungkin ada yang bertanya begitu. Kalian liat aja sendiri dari sisa-sisa penyiksaan yang gue lakukan. Lakban itu ada di situ untuk menahan tombol tetap di posisi 'cook'. Jadi dandang kecil di dalamnya pun terus-terusan panas. Karena itulah gue bisa goreng macem-macem meskipun cuma pakai rice cooker.

Kalau diibaratkan, gue ini macam ibu tiri yang memanfaatkan anak tiri buat kerja macem-macem. Mulai dari nyapu-ngepel, sampe nyuciin baju tetangga.

Mungkin pada akhirnya si anak tiri akhirnya nggak kuat lagi dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya saat gue tengah menggoreng tempe.

Gue bisa membayangkan dia ngomong, "maaf ibunda, kusudah tak kuat lagi...."

"Pinky! Thidaaakkk... jangan mati duluuu!! Tempenya belum mateeengg!!" begitulah jawab gue dalam hati. Dan nama Pinky juga baru kepikiran tadi.

Tadinya, gue berpikir untuk beli kompor listrik sekalian. Tapi apa daya budget-nya nggak ada. Gue mau ganti HP baru... *nangis* Gue nggak pernah beli HP baru kecuali terpaksa. Tapi gue cerita lain kali, deh....

Akhirnya, demi bertahan hidup, gue pun memutuskan untuk membeli teko ajaib.


Ajaib namanya. Tapi nggak ada jin-nya, kok.

Bukan gue yang ngarang namanya, loh. Itu emang ada tulisan 'magic'nya :v

Yah, untuk sementara paling nggak gue nggak bakal kekurangan air minum, lah. Udah gitu, teko ajaib ini juga dilengkapi fungsi tambahan untuk mengukus. Mayan lah, bisa ngukus potongan sayur-sayuran segar.

Mungkin ini emang suatu pertanda kalo sementara waktu gue nggak boleh makan goreng-gorengan.

Dan inilah cerita bertahan hidup yang pertama. Mungkin nanti gue bakal cerita pengalaman bertahan hidup yang lain.

Bye! Ciaobella~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar