Selasa, 29 Desember 2015

Obat Penawar Hati yang Luka

JUDULNYA APA BINGIIIITTTSSS!!!
*dia yang nulis, dia yang merinding*

Sumpah ya, ada apa dengan gue....
Akhir-akhir ini tulisan gue 'bener' semua. Semoga ini tanda-tanda gue ditunjukin jalan yang lurus, yang siratal mustaqim. Aamiin.

Dan semoga jadinya nggak sotoy macam kebanyakan postingan blog gue....

Sebenernya ini gue mau ngomong apa, sih. Pembukaannya juga apa banget gitu. Judulnya apalagi... *masih dibahas*

Ehem...

Setiap orang itu pasti punya masalah. Dan pas masalah itu sampe di titik klimaks, secara refleks kita akan memposisikan diri kita seolah orang yang tertindas dan paling malang sedunia. Meskipun, mungkin cara mengekspresikannya beda-beda. Ada yang terang-terangan nyebar kemalangan diri lewat sosmed, berharap orang lain memberikan simpati. Ada yang curhat ke teman-teman terdekat. Dan ada juga yang memilih diam dan menyimpan masalahnya sendiri.

Pada dasarnya. Akan ada satu titik saat kita berpikir dalam hati, "kenapa harus gue?"

Dulu, gue sering banget punya pikiran begitu. Kenapa harus gue yang piket? Padahal gue nggak jago bersih-bersih. Kenapa harus gue yang ikutan lomba masukin belut ke dalam botol? Padahal gue maunya ikut lomba makan kerupuk. Kenapa harus gue yang dihukum lari keliling lapangan? padahal gue cuma telat lima menit. Kan itu gara-gara macet buuuuu....


WHY ME? WHYYYY????!

Pada akhirnya, pertanyaan-pertanyaan semacam itu hampir nggak pernah mampir lagi ke otak gue. Orang-orang pun melihat gue seolah gue adalah orang yang nggak punya masalah. Masalah pelik yang menimpa gue paling pas gue mendapati ada potongan alpuket yang nangkring di mangkok es buah gue. Atau parutan keju yang nangkring di atas pisang bakar coklat kesayangan gue.

Coba saran dari gue.

Saat masalah pelik menimpa dan kalian bertanya, kenapa harus kalian yang dapet masalah itu, jawabannya cuma ada satu.

Karena cuma kalian yang mampu.

Seberat apapun masalah itu, pasti mampirnya ke situ karena emang cuma situ yang mampu. Kalau larinya ke orang lain, belum tentu orang itu mampu ngadepin masalah seperti yang situ lakuin.

Pemikiran semacam itu seenggaknya memberi dampak positif. Meski sedang dalam masalah, kalian jadi sadar kalau kalian punya kelebihan spesial dibanding orang lain yang nggak dapet masalah kayak gitu. Saat itulah kalian jadi bisa berpikir jernih untuk merangkai kemungkinan-kemungkinan untuk menghadapi masalah yang lagi demen mampir.

Contohnya gue yang bisa dengan tenang ngambil sendok untuk nyingkirin alpuket yang ada di mangkok es buah gue. Atau ngambil alpuket itu dan taro di mangkok es buah temen di sebelah gue. Gue nggak perlu panik lagi dalam menghadapi masalah. Gue nggak perlu heboh dan histeris karena ada alpuket di es buah gue. Dengan berpikir positip kalo cuma gue yang mampu, gue bisa dengan tenang menyingkirkan alpuket yang kalo dimakan mblenyek di mulut itu. Masalah beres, semua bahagia, ahahahahaha xDD

Sekian tausiyah dari Nana. Kelebihan dan kekurangnnya mohon maklum. Sampai bertemu lain waktu di channel yang sama. Byeee....

7 komentar:

  1. Bwahahahahaha XD ini apaaah "mamah nana, curhat dong?"

    ALPUKET ENYAAAK TAOOOKK..

    BalasHapus
  2. Wah, mantap neh. klo makan es buah deket nana aja. biar alpukatnya dioper ke gue. Wkakaka

    BalasHapus
  3. Sama, na..
    Gak suka alpukat juga karena blenyek.. xD

    BalasHapus