Senin, 25 Mei 2015

Untuk OWOP dari Negeri 1001 Malam.....Eh, Sakura.....

Pegimana caranya bisa salah negara jauh banget gitu?
Ketauan banget mau ngelawaknya. Jayus tauk, Na. Jayuusss.....

Udah ah....

Anyway, ini cerita liburan gue selama sepuluh hari di Jepang. Kenapa untuk OWOP? Karena gara-gara OWOP, gue sukses kena homesick. Why? Kenapah? Padahal sebelumnya nggak pernah begini. Serius. Gue adalah orang yang bisa tidur di mana aja. Gampang merasa nyaman di tempat baru. Jadi, kemungkinan gue untuk kena homesick lebih rendah dari 1%!!

Awalnya, gue baik-baik aja karena di beberapa hari pertama gue sama sekali nggak dapet sambungan internet. Sebenernya di hotel dan tiap stasiun selalu ada wi-fi gretongan, sih. Tapi emang dasarnya HP gue aja yang bapuk, jadinya meski tulisannya 'connect', tetep aja gue nggak bisa browsing apa pun. Lah nerima whatsapp aja nggak bisa.

Masalah mulai timbul saat gue mendapat sambungan internet setelah pindah hotel. Begitu nyambung, notifikasi whatsapp langsung masuk bertubi-tubi, kayak serbuan semut saat gue lagi pesta gula. Seinget gue, ada 1000 lebih notifikasi whatsapp di HP. Nggak tiba-tiba eror pun gue udah sangat bersyukur. Parah. Seumur hidup baru kali ini dapet notifikasi segitu banyak. Selain grup-grup whatsapp yang bejibun, yang jadi masalah utama adalah grup OWOP. Ntah kenapa grup ini lagi aktif-aktifnya sampe bisa ada notif segitu banyak hanya dalam beberapa hari.

Sejujurnya, akhirnya gue nggak baca semua obrolan di OWOP hari itu. Dengan sangat terpaksa, gue ngirim semua percakapan ke email gue dan gue hapus semua percakapan supaya nggak membebani HP gue yang sudah renta. Tentunya, gue berpikir akan membaca itu waktu luang. Tapi kenyataannya sampe sekarang belum gue baca, hahahahaha *digaplok*

Tapi kenapa, saat gue ada waktu dan bisa baca semua percakapan grup, kenapa malah waktu malam narasi? Kenapa? Gue jadi baca tulisan-tulisan anak-anak OWOP yang oke-oke itu. Tulisan-tulisan inilah yang membuat gue akhirnya kena homesick parah di hari ketujuh.

Ayam dan speaker ini jadi artis di hari itu. Dan apa yang akan dipikirkan pertama kali begitu liat gambar ini? Udah pasti ini ayam lagi bangunin orang pagi-pagi buta!
Daripada susah menjelaskan keadaan gue waktu itu, akhirnya gue bikin narasi juga meski nggak bisa diitung karena dikirim setelah gue pulang ke tanah air.

HOMESICK

Aku menscroll kalimat demi kalimat yang ada di layar whatsappku. Ramai sekali grup hari ini. Sayang sekali aku tidak bisa bergabung karena kondisi yang tidak memungkinkan. Saat ini sudah hampir pukul 12 malam, sementara di sana masih pukul 10 malam.

Malam narasi hari ini sepertinya sangat istimewa. Tiap anggota diminta membuat narasi dari gambar ayam jago yang sedang membawa toa dan meneriakkan sesuatu. Gambar yang sangat unik, dan mengarah ke satu kesimpulan. Ayam ini sedang berusaha membangunkan orang-orang untuk melaksanakan shalat subuh.

Ya, bukan hanya aku yang berpikir begitu. Malam ini banyak sekali yang membuat narasi, puisi, cerita pendek, tentang si ayam dan shalat subuh.

Aku yang biasanya cukup aktif dalam grup, kali ini hanya bisa menjadi silent reader.

"Tulisannya bagus-bagus," kataku tanpa sadar.

"Apaan, Na?" tanya temanku yang sedang tidur-tiduran di kasur di bawahku. Ia juga sedang memainkan handphonenya, menunggu waktu tidur.

"Nggak apa-apa. Gue lagi baca tulisan temen-temen di grup," jawabku seadanya.

Setelah temanku menjawab dengan 'ooh' pendek, aku melanjutkan bacaku.

Entah kenapa, aku merasa hampir semua tulisan hari ini benar-benar bagus.

Guys, di sini jangankan suara adzan, suara ayam berkokok pun tidak pernah kudengar. Yang membangunkanku dini hari hanya suara alarm dari handphoneku sendiri. Itu pun harus buru-buru kumatikan karena takut mengganggu penghuni kamar hotel yang lain. Saat menuju kamar mandi untuk berwudhu, sepanjang lorong sangat hening seolah hotel ini sama sekali tak berpenghuni.

Saat tiba waktu shalat, yang bisa kudengar hanya suaraku sendiri yang melantunkan ayat-ayat Allah dengan suara lirih. Hingga selesai shalat pun masih belum terdengar suara apa-apa.

Katanya ayam berkokok di pagi hari karena melihat malaikat. Lalu adakah malaikat yang menghampiriku pagi ini? Aku sama sekali tidak tahu.

Ayam jago yang gagah, mungkin kamu kadang kesal kalau manusia-manusia di sana malah memakimu karena kamu berisik pagi-pagi. Tapi aku yang baru seminggu di tanah ini tiba-tiba rindu suara kokokanmu. Aku rindu menantikan saat-saat malaikat datang dini hari. Aku rindu mendengar lantunan ayat Allah melalui speaker masjid yang agak fals. Aku rindu mendengar adzan yang berkumandang bersahutan di negaraku. Aku rindu mendengar suara-suara tapak-tapak kaki yang bersegera menuju masjid untuk berjamaah.

"Wi, gue mau pulang....." kataku lirih. Tak terasa setetes air mata turun di pipiku.

Aku tidak mendengar jawaban apapun karena saat itu Dewi sudah terlelap.
Masih ada tiga hari yang harus kulewati di Jepang sebelum kembali lagi ke tanah air. Tiga hari yang mungkin akan terasa sangat lama.

END

Iya, segitu homesicknya gue sampe nangis coba. Seenak apa pun fasilitas di Jepang, tetep aja gue kangen bisa shalat segampang di Indonesia. Di tiap sudut ada masjid, jadi nggak perlu repot nyari tempat untuk shalat kalo lagi di luaran, dan nggak perlu ngejamak shalat karena khawatir nggak nemu tempat shalat lagi setelahnya. Kangen denger suara orang ngaji sebelum adzan, kangen denger adzan yang sahut-sahutan. Bahkan saat gue ke Masjid Kobe pun, adzannya cuma berkumandang dalam masjid aja supaya nggak mengganggu penduduk sekitar.

Ngomong-ngomong, gue nangis tepat pas baca tulisan yang satu ini....

Selamat subuh yang hampir pagi. Sang Surya mulai meninggi. Kamu masih saja malas rupanya, beringsut dibalik selimut yang tak rapi.

Aku, diciptakan-Nya membawa manfaat yang salah satunya berasal dari merdunya suaraku. Ehem! Tapi kurasa, sepasang telingamu itu terlalu bebal, tak mengerti maksud kukuruyukku.

Apa perlu kupakai pengeras suara? Yang kucolong diam-diam dari Mushola. Katanya sumbangan dari Haji Toha? Duh, tak perlulah amalan menjadi headline berita. Bisa riya'! Hangus sudah amalan tersebab dunia. 
Uh, seandainya saja aku bisa mengatakan dalam bahasa manusia!

Coba kau tengok sebentar hatimu. Berdebu? Tentu saja! Kau kerap melewatkan waktu tersyahdu. Untuk apa katamu? Aih, tentu untuk menghadap Tuhanmu! Dengan menggelar sajadah panjang yang tergeletak di pojok kamarmu.

Hei, ini tentang peristiwa subuh yang kerap terlalaikan. Bukan salah jam weker yang ketika berdering keras, lalu kau matikan. Tentang niatan. Tentang rindu pada Tuhan yang sering terabaikan. Padahal kau dapat membunuh waktu, hanya untuk menulis kisah cinta yang menurutku picisan. Menghadap pada Yang Maha Menciptakan? Takkah kau punya waktu barang sejenak, kawan?

--Kiki--
#MalamNarasiOwop

diary-sunflower.tumblr.com

Mbak Kikiiiii, dirimu sukses bikin akoh mewek di Jepang, huhuhuhuhu..... *cakar-cakar tembok dengan putus asa* Jadi mau pulang tau nggaaaaakkkk......

Well, pokoknya untuk OWOP, O WOP YOU sekali laaaah <3

Gambar yang dibuat seadanya ngikutin design OWOP yang ada di HP. Soalnya gue lupa ngeprint gitu sebelum berangkat, wahahahaha xD
Tapi tulisan seadanya ini pun gue bawa-bawa keliling area Kansai, kok. Hehehehe

Ini juga tulisan seadanya yang gue gambar sendiri pake stabilo di hotel..... Di belakang sepertinya ada orang Jepang yang lagi nyari-nyari destinasi wisata dengan leptop punya hotel
Tulisannya sempet gue bawa ke kastil Wakayama jugaaaa :D Di tempat inilah ada kisah gue yang kesengsem sama mas-mas ninja. Tapi ceritanya di postingan lain aja nanti.....

Well, begitulah sepenggal kisah di negeri 1001 malam.....eh kan salah lagi. Negeri Sakura, yak.
Setelah bergabung selama kurang lebih dua bulan, akhirnya bisa juga ketemu sama keluarga baru gue ini, hehehehehe :D
YEAYYYY!!!!
 

12 komentar:

  1. Merinding bacanya mbak.. owop selalu di Hati.. gambar owopnya juga keren.. semoga selalu kuat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asseeeekk~
      Iya nih, grup ini baru masuk bentar aja udah bikin kangen kalo pisah xDD

      Hapus
  2. We love owop. Tulisan-tulisan mbak kiki emang keren kok. Hah.... liburan di jepang, negeri anime.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahahaha~ Iyaaaaa~
      Aku pun gak bisa nulis kayak gitu "3"

      Hapus
  3. bisa melow juga kau di Jepang, cieee Nana cieeee...
    emang tulisan Kiki makjleb banget.. diksinya keren pula!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhirnya bisa komen juga, Mi #eh
      Iya niiiih, gak biasanya gue melowmelow macam ni

      Hapus
  4. Ternyata mba nana rindu ayam berkokok *salahfokus*

    Mba kiki: syahduuu bener dah tulisannya 😚😚

    BalasHapus
  5. Lismaaaa..... tai itu gak salah fokus, sih. Emang bener juga. Kangen ayam #eh

    BalasHapus
  6. Na, komen lo di atas typonya jorok banget #salahpokus
    Wakakakakaka

    Belom sempet komen kemaren tulisannya.
    Bagus banget, emosi lo tersalurkan di situ, bikin ikut meremang bulu romaku.

    Dan terakhir, itu nggak ada foto gue, nggak asik... #irinyanggaknyante

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau pegimana lagi..... gak bisa diapus pula.... huh~

      Ya elo kalo mau poto ikut dooooong :p

      Hapus