Selasa, 26 Mei 2015

Flash Fiction - Pulau Tanpa Penghuni



Sedari tadi kupandangi perahu kecil yang membawaku ke pulau tak berpenghuni ini. Aku terpaksa mendarat dan melangkahkan kaki ke pulau karena dasar perahu bocor saat menghantam karang. Sementara di sini sama sekali tak ada alat tukang untuk memperbaikinya. Bagus sekali....

Sebenarnya kalau dilihat dengan seksama, pulau ini sangat indah. Terutama menjelang senja seperti ini. Aku bisa memandangi matahari yang perlahan terbenam di ufuk timur, menghilang di batas cakrawala. Angin sejuk berhembus perlahan, menggoyangkan dahan pohon kelapa di bibir pantai. Rasanya aku tak keberatan kalau harus tinggal di sini menunggu perahu yang lewat atau bala bantuan. Mungkin selama beberapa hari aku bisa menikmati pemandangan tak ternilai ini sebelum ada yang menjemputku untuk kembali ke pulau penuh manusia.

Persediaan makanan pun cukup untuk beberapa hari jika aku mampu berhemat dan tidak makan banyak. Aku hanya bisa menggantungkan nyawa dari persediaan makanan itu. Sebab, pohon kelapa belum berbuah, dan tampaknya tak banyak ikan yang berenang-renang di area pantai pulau ini.

Masalahnya, aku tak sendiri.

"Akkkhh..... to....long...."

Tadinya.

Dengan mantap, aku mengambil sebongkah batu yang lebih besar daripada yang kupakai sebelumnya. Kemudian, aku pun berjalan menuju rintihan suara untuk menuntaskan pekerjaanku yang belum sempurna....

-nana-
25/5/2015

______________________
 
Gimana? Gimana hasil tulisan gue di malam narasi OWOP ini? Ketje punya, kan? Serem, kan? Menegangkan? Horor? Ngeriii? Sadis?

Gak gue sangka tau-tau Cici komen
"Nana, itu sejak kapan matahari terbenam di Timur? Kiamat Na, kiamaat...."

Lalu ditimpali Mimi
"Nana buta arahnya parah banget"

Lalu pagi-paginya Ruru komen juga
"Nanaaaa mau horor kok jadi lawak? xD"

Guys! Plis! Fokus ke ceritanya dongs, huhuhuhu.....
Gue tau kok buta arah gue parah banget. Tapi kan....Tapi kan....
GUE LAGI NIAT BIKIN THRILLER BUKAN LAWAK. Serius deh....
Mana tempat sampah? Gue mojok di sana aja, deh.

2 komentar: