Jumat, 26 Juni 2015

Nana Mencoba Menulis Cerita Romantis

Selama beberapa hari ini gue bingung dan galau. Selesai proyek menulis "Begal Cinta" dari OWOP dan "Barisan Sakit Hati" bareng Saa&Zu, gue berniat untuk melanjutkan naskah novel gue yang sudah sangat lama gue telantarkan. Karena emang niatnya bikin komedi, gue nggak merasa ada masalah waktu nulis lagi pada awalnya. Tapi, semakin gue nulis, gue berpikir... novel ini harus ada unsur romancenya.

Harus...

GIMANA NIH??

Kayaknya udah bukan rahasia lagi kalo gue ini nggak jago bikin adegan romance. Mungkin daripada nggak jago, lebih tepat kalo dibilang gue nggak punya "sense of romance" yang baik. Gue sering salah mengartikan sesuatu yang romantis sebagai sesuatu yang menggelikan, begitu pula sebaliknya.

Tapi gue rasa, kalo beneran mau jadi penulis profesional, gue nggak bisa membiarkan masalah ini terus berlarut-larut. Gue harus belajar menulis romance!

Setelah muter-muter ke beberapa blog dan artikel orang lain, gue belajar bagaimana membuat adegan romance. Abis ini gue akan memperlihatkan hasil latihan gue menulis cerita romance.



1. Roman yang bagus tak hanya berkisar pada kisah cinta saja, tapi juga setting menarik yang membungkus plot cerita. Novel roman yang mendayu-dayu biasanya mengambil tempat di suburban dan pedesaan. Coba bayangkan adegan berduaan di suatu sore di padang rumput luas; menikmati sinar rembulan di tepi sungai… waaah, romantisnya!

Berduaan di padang rumput luas? Menikmati sinar rembulan di tepi sungai? Oke! Ini gampang!

Mana tidak menyangka apa yang ia alami saat ini. Duduk di pinggir sungai, berduaan saja dengan Rion, sang pujaan hatinya sejak lama. Sungai ini memang sudah menjadi tempat bermain mereka sejak kecil. Memang tidak terlalu dekat dari perkampungan mereka, namun sungai ini sangat bersih dan tidak terlalu dalam, sangat cocok untuk tempat bermain dan bersantai. Setelah bertahun-tahun memendam rasa suka pada Rion, Mana bersyukur akhirnya Rion mengajaknya ke pinggir sungai, berdua saja. Pastilah ada hal penting yang akan dikatakan oleh Rion. Mana sudah siap.

"Mana, karena kamu sahabat terbaikku, aku ingin mengatakan satu rahasia padamu..."

Mana mengangguk pelan dan tersenyum. Mungkin saja beberapa detik lagi status mereka sebagai sahabat akan berubah.

"Tapi, apa kamu bisa berjanji satu hal padaku?" tanya Rion.

"Apa?"

"Tolong jangan menganggapku sebagai orang yang berbeda setelah ini," pintanya.

Mana tertegun. Apa Rion takut Mana akan menolaknya? Mana tak akan berbuat begitu. Dan detik itu pula Mana berjanji, ia juga akan mengatakan perasaannya yang ia pendam selama ini. Dengan begitu, tak akan ada masalah. Mana juga berharap, meski status mereka berubah, mereka tetap akan menjadi diri mereka sendiri. Tetap menjadi sahabat yang saling mendukung.

"Tidak akan," kata Mana yakin.

Rion pun tersenyum. Waktu untuk membuka rahasianya segera tiba. Kegelapan senja di pinggir sungai itu mulai berubah terang oleh sinar bulan yang kini telah muncul sepenuhnya dari balik awan hitam. Perlahan tapi pasti, badan Rion membesar. Dalam beberapa detik saja, ia berubah menjadi monster serigala.

"Ti...tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk!!" teriak Mana yang langsung angkat kaki dari sana.

2. Sebelum menetapkan lokasi tertentu untuk setting adegan romantis, pikirkan dulu adegan seperti apa yang kamu inginkan. Ingin ada adegan si karakter cowok meminjamkan payung pada karakter cewek yang kedinginan? Munculkan adegan gerimis, after working hours, di dekat parkiran.

Gerimis. Noted.

"Duh! Kenapa tiba-tiba gerimis?" keluhku tidak pada siapa-siapa.

Padahal aku ingin cepat-cepat pulang ke rumah, bertemu adik-adikku yang lama menanti kakak tercintanya pulang dari kantor. Tapi... ah, peduli amat! Biar kuterobos sajalah.

Gerimis kuterobos dan aku sengaja menunggu taksi di pinggir jalan. Namun belum lama menunggu, aku tidak merasakan lagi titik-titik air yang sejak tadi membasahi kemeja kerjaku. Aku menoleh ke belakang dan terkejut mendapati Trio memayungiku dengan payung kecil berwarna merah.

"Trio..." bisikku yang diikuti oleh senyumannya. "Lo ngapain?"

Trio menatapku bingung, "mayungin lo lah, biar nggak basah."

Mataku menyipit, "gue udah basah, kali. Lagian, lo dapet payung dari mana? Bukannya tadi nggak bawa?"

"Emm... itu..." Trio gelagapan.

"TRIO!! BERANI-BERANINYA KAMU ASAL NYAMBER PAYUNG SAYA!!!" teriak bapak-bapak botak di belakang kami. Itu pak bos.

3. Lingkupi peristiwa-peristiwa yang biasanya berkaitan dengan keromantisan, seperti kencan dan patah hati.

Patah hati ya....

"LO NGGAK DENGER? GUE LAGI PATAH HATI, TAUK! PERGI SANA!" teriak Amanda padaku yang sudah berbaik hati menawarkan makanan.

Tampangnya memang kusut sejak tadi. Kupikir, dengan memberikannya beberapa camilan yang kubawa dari rumah akan membuatnya bersemangat kembali. Tak kusangka malah didamprat seperti tadi.

Hmm... Apa sebaiknya kutanya saja kenapa dia patah hati? Barangkali dengan bercerita padaku, ia bisa menjadi lebih lega. Syukur-syukur kalau setelah itu dia bisa berpaling padaku. Habisnya, selama ini dia selalu jatuh cinta dengan cowok-cowok nggak bener, sih. Kenapa dia tidak bisa melihat cowok baik-baik seperti aku yang ada di depannya ini?

"Lo mau cerita?" tanyaku lembut. Yah, biar laki-laki, aku kan juga punya sisi lembut.

Amanda menghentikan sengukannya dan menatapku dalam-dalam. "Dia... dia nikah..." katanya lirih.

Uwaaaa! Ditinggal nikah! Ini sih masalah yang lebih besar daripada sekedar ditinggal atau dikhianati demi cewek lain. Pantas saja Amanda sampai berwajah nelangsa seperti itu. Entah kenapa aku bisa mengerti perasaannya.

"Siapa?"

"Adam Levine..."

Dahiku berkerut ratusan lapis, "itu kan berita udah lama banget!!" 


Sebenernya masih banyak banget tips menulis romance lainnya. Tapi rasanya sampe di titik ini aja gue udah merasa gagal. Kapan-kapan gue bakal belajar lebih serius lagi, deh.

7 komentar:

  1. Kau kayak Ryo Azuki Na. kkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gue sekarang ngerti perasaannya Ryo Azuki. Kalo ada adegan romantis entah kenapa tanpa sadar pengen ngebelokin jadi sesuatu yang lain...

      Hapus
  2. Gagal, sama sekali gagal. Ini contoh yg tidak baik utk pembelajar cerita romance *ngakak koprol*

    Tapi yaudah sih Na, cerita ro-com kaya gini ngga jelek juga lo kuasai, yg mesti dipelajari tuh adalah angst... Naah!! Peer juga buat gueh xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. I know!!

      Susah emang bikin romance itu. Bikin ro-com emang bagus juga, tapi kan tetep harus ada unsur romancenya. Ini gak adaaaaa......

      Ah, nulis angst mah kelaut aja. Nyerah....

      Hapus
  3. Ini parbet bikin sakit perut. wkwkwkwk

    BalasHapus