Sabtu, 14 Desember 2013

[Book Review] Pssst...! (5 Sahabat, 5 Negara, 5 Rahasia)

Judul Buku:  Pssst...! (5 Sahabat, 5 Negara, 5 Rahasia)
Pengarang: Dy Lunaly
Penerbit: Mizan (Bentang Belia)



Sinopsis:
Enggak ada yang salah dengan liburan atau negara ini. Aku yang salah. Salah enggak, sih, nyimpen rahasia dari sahabat sendiri?
-Wira
Ada banyak alasan kenapa aku memilih Belgia, termasuk karena aku akan lebih jujur kepada mereka. Semoga!
-Jiyad
Luksemburg, ada apa di negara kecil ini? Nggak tahu, sih, sama enggak tahunya kalau pilihanku ini akan menjadi bencana. HELP!
-Noura
Aku lebih dari sekadar bahagia ketika merayakan ulang tahun di depan Menara Eiffel. Tapi, Wira merusaknya dengan sempurna! ARGH!
-Adhia
Tiga kesalahan! Memilih tujuan liburan dengan dart, mengubah rencana di detik terakhir, dan yang paling parah, akhirnya aku jujur kepadanya. Eh, itu kesalahan bukan, ya?

-Kalyan

Pertama kali beli buku ini, bener-bener enggak sabar mau baca. Karena, wow! Covernya menarik banget. Tapi yang paling bikin menarik itu sinopsisnya, serius. Buku dengan setting luar negeri itu sekarang berhamburan di mana-mana, rasanya para penikmat buku lagi keranjingan dengan tipe buku kayak gitu (gue termasuk salah satu dari mereka, tentu saja).

Yang penasaran, coba baca deh sinopsisnya, menarik banget, kan? Well, ada Luksemburg yang jadi salah satu destinasi pilihan 5 sahabat ini. Itu lah yang membuat gue memutuskan mengambil buku ini dari rak buku dan membawanya ke kasir.



Tapi setelah habis di baca, well...gue kecewa. Gue pikir akan ada rahasia besar yang mereka sembunyikan, gue pikir mereka semua menentukan destinasi menggunakan dart, gue pikir Kaylan melakukan kesalahan besar dengan mengubah keputusan di detik terakhir, gue pikir kesalahan Noura milih Luksemburg bener-bener fatal, gue pikir....

Dan ternyata apa yang udah ada di benak gue sebelum membaca buku ini salah semua. Kenapa? Karena gue mengharapkan sesuatu yang lebih, tapi hasilnya nihil.

Jujur, menurut gue konflik di buku ini terlalu....datar. Kelima sahabat ini masing-masing memendam rahasia kalau mereka memendam perasaan pada sahabat yang lain. Sementara sudah ada perjanjian di antara mereka untuk tidak mencintai sesama sahabat supaya bisa menjaga hubungan baik persahabatan. Well, berapa kali sih kita nemuin cerita dengan konflik kayak gini? Banyak. 

Jadi, inilah yang membuat gue kecewa. Penyampaiannya pun terlalu biasa dan kurang menarik (gue akui ada beberapa penulis yang hebat karena bisa membuat ide cerita yang biasa jadi menarik dengan gaya penceritaannya yang khas). 

Setelah gue perhatiin, buku ini juga menganut perbandingan deskripsi-dialog, 20-80. Wow, ekstrim. Gue suka banget baca dialog dalam buku dan kurang suka yang deskripsinya terlalu panjang dan bertele-tele. Tapi jelas, buku ini terlalu banyak dialognya. 

Padahal, dengan lima destinasi berbeda, seharusnya akan lebih banyak deskripsi yang bisa di gali. Gue sama sekali nggak merasakan adanya kaitan 5 destinasi (Belanda, Belgia, Luksemburg, Prancis, dan Italia) dengan kisah mereka berlima. Ini kayak cerita+setting, udah. Kurang ada keterkaitan karena penulis cuma menggambarkan jalan-jalannya mereka ke beberapa destinasi di negara yang mereka pilih masing-masing.

Menurut gue, cerita dengan setting luar negeri yang bagus adalah, penggambaran negara yang bagus dari si penulis, gak peduli si penulis udah pernah ke sana atau belum (biasanya yang udah bisa lebih tahu, sih). 

Bagaimana penggambaran yang bagus itu? Well, bukan dari tempat-tempatnya aja, bukan cuma menara eiffel itu tempat yang romantis, apalagi waktu malam. Tapi juga perlu ditambah, orang-orangnya rata2 juga romantis, bahkan kalau mereka bicara seolah seperti sedang menyatakan cinta. 

Dari lima destinasi ini, gue enggak nemu satu kalimat pun yang menggambarkan karakter orang-orang di negara tersebut, karena cerita ini hanya berfokus ke kisah mereka berlima. Padahal tempat dan karakter manusianya merupakan kesatuan yang menggambarkan ciri tiap negara. Inilah yang gue bilang jatuhnya jadi kayak cerita + setting.

Gue mengharapkan interaksi mereka berlima dengan orang-orang sekitar, bukan hanya benda mati (tempat2 bersejarah) yang mereka datangi. Mungkin akan lebih menarik jika ada konflik yang berkaitan dengan orang2 di negara itu.

Soal karakter, menurut gue juga kurang tergali dengan baik dan matang. Waktu membaca chapter tentang Wira, gue cuma bisa bayangin tampang Wira, tanpa tahu bagaimana keempat sahabatnya yang lain, bahkan Kaylan sama sekali gak kebayang karena dia cuma muncul nama aja.

Saat saya baca chapter Jiyad, gue lebih bingung lagi, karena gue sama sekali nggak bisa membayangkan Jiyad itu tampangnya kayak apa. Oke dia suka fotografi, kalem, pendiam. Tapi gayanya kayak apa? rambutnya gondrong kah? cowok banget kah? kulitnya putih? sawo matang?

Gue baru dapet jawabannya saat baca chapter Noura. Ternyata Jiyad itu tinggi besar, berkulit kecoklatan dan rambutnya cepak. Sepanjang 2 chapter, bagi gue wujud Jiyad sama sekali belum berbentuk, di otak jadi kayak orang2an yang cuma berbentuk orang tanpa wajah, rambut ato detail apapun. Dan ini agak menyebalkan.

Dan di chapter Noura ini juga, gue baru tahu kalau Wira itu pakai kacamata. Ya ampun, telat banget. Gue enggak minta penulis untuk menggambarkan detil mereka satu persatu di awal chapter, karena pasti panjang dan jadi kehilangan tujuan utama untuk nyeritain Wira. Tapi paling enggak, penulis harus menemukan cara untuk membuat imajinasi pembaca bisa menangkap bagaimana sosok kelima orang ini, dari awal cerita. Gak perlu dari atas sampai bawah. Cukup penggambaran kasar aja. Itu akan sangat membantu.

Satu lagi yang membuat gue jengah adalah, pengulangan. Iya Wira suka sama Adhia, mau diulang sampai berapa kali? Pembaca tahu kok fakta itu walaupun Noura cuma nyebut sekali dalam hati "untung wira enggak lihat ini," waktu Adhia sama Kaylan akrab banget. Sebab, gak semua pembaca itu sama kayak Adhia dan Kaylan, sama-sama enggak bisa ngelihat tanda-tanda kalo mereka saling suka. Ini udah ketebak dari awal, ditambah pengulangan-pengulangan hint di sana-sini, sejujurnya itu membuat cerita jadi agak membosankan.

Oke, kayaknya panjang banget reviewnya, wahahaha. Abisnyaaa.... cover sama sinopsisnya beda banget sama kualitas cerita. Sebaaall... mungkin buku ini masuk daftar "buku yang akan gue tuker waktu book swap".


Oke, saatnya ngasih bintang! Penilaian 1-10 seperti biasa :D

Tema: ★★★
Jalan cerita: ★★
Karakterisasi: ★★
Bahasa: ★★★★
Ending: 

Parah amat kayaknya nilainya, ahahaha. Tapi cuma segitu yang bisa gue kasih untuk cerita yang kurang memuaskan ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar