Selasa, 19 November 2013

[Book Review] CINE US

Judul Buku:  [S Club Series] CINE US
Pengarang: Evi Sri Rezeki
Penerbit: Noura Books

"Ayo yang tertarik, beli dan baca biar tambah ganteng kayak saya," kata James, ngiklan.

CINE US
Warning: review contains spoiler! dikiiit

Sejujurnya, gue sengaja beli novel ini untuk ikutan lomba review. Tapi, gue juga pemilih soal beli-beli buku dan enggak akan buang-buang uang untuk buku yang belum jelas bagus atau enggaknya. Tapi untuk buku yang satu ini, gue rela merogoh kocek, demi alasan yang sangat sederhana. Temanya menarik.

Yup, seperti judulnya, buku ini bertema film. Lebih spesifik lagi, online video 'web series'. Kalau ada yang tahu, semacam anime 'Hetalia Axis Power' yang super unyuu itu.

Gue bukan orang film, bukan juga penggemar film. Lalu, apa yang bikin gue tertarik? Tema yang diangkat mbak Evi ini benar-benar tema yang jarang ada. Gue suka banget menambah pengetahuan soal apa yang belum pernah gue tahu dan gue sentuh. That's why I bought it. Harapan gue sebelum membaca novel ini adalah, gue akan mendapat detail tentang online video 'web series', terutama, perjuangan karakter-karakter dalam novel untuk mencapai tujuan mereka.

Lena adalah tokoh utama dalam novel ini. Ditemani dua sahabatnya, Dania dan Dion, Lena membentuk ekskul film dan berusaha keras membuat film pendek yang bagus.

Masalah Lena dengan mantan pacarnya, Adit, membuat ia harus berjuang keras untuk memenangi Festival Film Remaja dalam dua kategori sekaligus, film dan skenario. Sementara tujuh orang adik kelasnya yang baru masuk ke klub film, tiba-tiba saja menyatakan diri keluar dari klub dengan masuknya dua anggota baru, Rizki dan Ryan. Meski merahasiakan identitasnya, dua cowok ini adalah pembuat web series terkenal yang menjadi favorit Lena dkk.

Gue akan mengancungkan jempol gue yang gede-gede ini untuk mbak Evi, karena tokoh utama cowok, Rizki, adalah seseorang dengan postur agak gemuk dan wajah oriental bento, keturunan Cina benteng. Untuk menjalin kisah cinta tokoh utama, biasanya penulis akan memilih karakter cowok yang rupawan dengan segudang kelebihan. Oke, kalaupun lebih banyak kelemahannya, paling enggak dia cakep dan badannya oke. Tapi Rizki ini beda banget dari karakter utama cowok kebanyakan.

Karakter Rizki ini menarik perhatian gue karena dia bijak meski lebih sering iseng, sedikit misterius, pintar, dan kreatif. Yang membuat Lena tertarik sama Rizki pun, sama sekali bukan fisik atau tampangnya, tapi lebih ke sifat cowok itu yang sedikit aneh.

Kelima murid ini pun akhirnya berusaha keras membuat film pendek untuk diikutkan lomba. Banyak masalah yang menimpa mereka hingga akhirnya bisa mendaftarkan film pendek itu ke Festival Film Remaja. But, finally the did a great job.

Oke, gue enggak akan terlalu banyak spoiler, karena kasihan buat yang belum baca. Gue akan membahas aspek-aspek dalam novel ini.

Secara tema, alur, karakterisasi, gue suka. Untuk temanya, gue suka banget malah. Sayangnya, ada beberapa 'plot hole' yang menurut gue perlu banget dilengkapi. Terlalu nggantung, bok. Pembaca dibuat bertanya-tanya di tengah cerita, which is good (bikin penasaran untuk baca cerita sampai selesai). Tapi pembaca tidak akan mendapat jawaban yang lengkap walaupun sudah membaca sampai habis, which is dissapointing. At least for me.

Oke mungkin hubungan Lena dan Rizki memang sengaja dibuat menggantung. Soal ending tentang hubungan mereka gue enggak terlalu masalah, karena penulis bisa membuat imajinasi pembaca bergerak sendiri dengan konflik-konflik yang sudah disajikan. Tapi, bagaimana hubungan Dion dengan keluarganya? Bagaimana akhir kisah Dania? Bagaimana kisah Ryan?

Buat gue, hilangnya kisah-kisah mereka di novel ini adalah 'plot hole'. Penting bagi pembaca untuk mengetahui kisah mereka karena ketiga tokoh itu terlibat jauh dalam cerita, bukan tokoh sampingan. Mereka tokoh penting yang tidak bisa begitu saja diabaikan.

Kekurangan lainnya adalah, tokoh-tokoh enggak penting dalam cerita. Yang paling menonjol, tujuh adik kelas Lena yang masuk ke dalam klub film. Oke, 2-3 orang diantaranya berperan penting. Tapi seinget gue, ada 3-4 orang yang bahkan namanya saja enggak pernah disebut. Kalau memang yang memiliki peran cuma 2-3 orang itu, menurut gue 3-4 orangnya enggak usah ada sekalian. Toh, dari awal klub film memang enggak beken, wajar aja cuma ada 2-3 orang yang akhirnya mau masuk jadi anggota baru.

Dan sejujurnya, yang paling mengganggu gue adalah Lena, si tokoh utama. Penulis menceritakan Lena adalah pemenang lomba menulis skenario Film Festival Remaja tahun lalu, mengalahkan Adit (dan ini yang jadi sumber masalah putusnya mereka dan tantangan Adit untuk Lena di Festival Film Remaja tahun depannya).

Menurut gue, memenangi lomba menulis skenario film adalah sesuatu hal yang besar. Kalau Lena sampai menang, berarti setidaknya dia memang punya bakat menulis cerita bagus. Setidaknya dia tahu caranya meramu beragam ide-ide cerita yang pantas untuk difilmkan. Nyatanya, gue sama sekali enggak menemukan itu dalam diri Lena. Semua ide datangnya dari Rizki. Meskipun gue enggak tahu Adit itu sekreatif apa, tapi entah kenapa gue setuju sama dia, Lena enggak pantas menang lomba menulis skenario.

Buat apa ada pemenang lomba skenario di klub film kalau dia enggak bisa menghasilkan ide-ide lain yang lebih bagus dari film horror dengan hantu mirip sadako. Gue akan lebih memaklumi kalau film-film pendek yang mereka buat punya cerita yang unik dan menarik, tapi eksekusinya masih payah, sehingga tidak ada anggota baru yang mau bergabung. Itu akan jauh lebih masuk akal.

Kalau tiga kekurangan yang gue sebutkan di atas itu enggak ada, I think this novel gonna be a perfect one. Tapi secara keseluruhan, gue suka novel ini karena harapan gue sebelum membaca ini tercapai. Gue mendapatkan ilmu baru bagaimana proses pembuatan film pendek berjalan dan bagaimana web series itu terbentuk. Kisah cintanya juga cukup memuaskan, karena gue suka novel yang lebih fokus ke tema tertentu selain cinta. Kisah cinta itu bumbu pelengkap novel, bukan bahan utama (tapi ini pendapat pribadi dan selera gue doang, sih :)).

Oke, saatnya ngasih bintang! Penilaian 1-10 seperti biasa :D

Tema: ★★★★
Jalan cerita: ★★★★★★
Karakterisasi: ★★★★
Bahasa: ★★★★★★★
Ending: ★★★★

Note: Di atas udah terus gua bahas, temanya menarik, banget. Jalan cerita sebenarnya oke, tapi ada beberapa bagian yang bolong dan perlu ditambah lagi ceritanya. Entah kenapa gue justru suka semua karakter selain Lena. Secara bahasa, novel ini cukup memuaskan. Bahasanya sederhana dan mudah dimengerti, karena mungkin sasaran pembacanya memang remaja. Endingnya? Gue lebih memilih cerita ini dihentikan sewaktu Festival Film Remaja selesai, tanpa ada masalah soal naskah skenario tentu saja.

Review ini diikutkan dalam lomba:


yang didukung oleh:
http://www.smartfren.com/ina/home/

3 komentar:

  1. Pengin baca reviewnya, tapi ada spoilernya. Pinjeeeeeeeem!!

    Anyway, OOT, mana lanjutan cerbungnya hayoooo?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikit koook, baja aja, wahahahaha. Mereview tanpa spoiler itu susah bgt!

      Iya nih, haha xD secepatnya lah...

      Hapus
  2. Terima kasih sudah mengapresiasi novel CineUs. Semoga nanti berkenan mengapresiasi sekuelnya :)

    BalasHapus