Mari kita mulai kisah dari awal mula toilet di Indonesia. Yah sebenernya gue nggak tau sih asal musal toilet siapa yang bikin, dan males nyari juga. Jadi kita lewat aja.
Kalian semua pasti tau dong toilet standar Indonesia...
Toilet jongkok dengan tempat buat naro tapak kaki yang agak bergelombang, biasanya merek TOTO, yang mirip-mirip juga ada ITO. Nah, entah kenalan dari mana, toilet model ini udah punya pasangan hidup sejak dulu kala, yaitu EMBER, GAYUNG, dan AIR. (Wiih, tiga. Masih boleh nambah satu lagi itu)
Sekarang, di jaman modern ini, orang-orang mulai berpaling ke toilet duduk. Kenapa? karena lebih bersih tentunya, nggak becek dan pastinya enggak bau pesing seperti kebanyakan toilet jongkok. Kenapa bisa begitu? Karena pasangan sehidup sematinya sang toilet jongkok adalah TISSUE. Dari nama aja udah keliatan elegan.
Tetapi, enggak semua orang Indonesia sreg sama toilet duduk ini. Kenapa? Karena sejatinya untuk membersihkan 'itu' bakal lebih afdol pake air.
Mungkin produsen-produsen toilet ini mendengarkan keluhan tak langsung masyarakat, sehingga mereka memberi istri kedua untuk sang toilet duduk, namanya SEMPROTAN AIR. Praktis, enggak bikin becek dan afdol (sesuai permintaan masyarakat). Dengan kedua istri ini, sang toilet duduk sudah memberikan kontribusi terbesarnya pada kemajuan teknologi toilet di Indonesia.
Oke, sekarang mari kita bahas keluhan kedua. Keluhan selanjutnya adalah, sesuatu yang ingin dikeluarkan jadi susah keluar kalo duduk. Alasannya, kalo jongkok kan badannya nekuk, jadi cepet keluar. Disini terbukti bahwa sebagian dari orang Indonesia belum siap menerima perubahan. Mereka ingin yang bersih, tapi tetep jongkok. Gara-gara itu sering terjadi kasus orang yang sengaja jongkok di toilet duduk. Catatan : MASIH PAKE SEPATU, GELA!! Nggak jarang gue nemu cetakan sepatu di toilet duduk di mall menengah kebawah.
Akhirnya, dengan adanya keluhan ini, rata-rata setiap toilet di mall disediakan dalam dua jenis, toilet jongkok dan toilet duduk. Keduanya dengan istri yang sama TISSUE dan SEMPROTAN AIR.
Nah, menurut gue kedua pasangan diatas (meski berbagi istri) itu udah klop banget. Sayangnya, banyak toilet yang mulai selingkuh dan mencari pasangan yang...err....enggak sesuai dengan kodratnya. Kemaren lusa pas gue ke toilet umum, gue mendapatkan satu kasus yang berhubungan dengan pernyataan diatas.
Di toilet umum itu ada dua bilik. pas gue mau masuk bilik pertama, itu toilet duduk. Yang enggak bisa gue percaya adalah, istrinya toilet duduk ini EMBER, GAYUNG, dan AIR. Mata gue melotot. Waduh, jangan-jangan dia niat tuker pasangan sama toilet jongkok. Kalo dipikir secara logika, toilet duduk itu enggak akan mungkin berpasangan dengan ketiga benda diatas. Coba pikir, GIMANA CARANYA?? DUDUK DULU TERUS JONGKOK? GITU? Jadi namanya apa? Toilet duduk? Apa toilet jongkok?
Untungnya di bilik kedua masih normal, standar lama. Toilet jongkok + ember + gayung + air.
Kalo semisal adanya cuma toilet duduk yang krisis identitas kayak gitu, kira-kira apa yang gue lakukan?
Nggak lah, gue enggak bakal duduk dan jongkok meninggalkan cap sepatu, nehi.
Untungnya, berkat pengalaman buruk masa lalu, gue selalu siap sedia tisu basah XD wahahahaha!
Udah, jangan tanya pengalaman buruk masa lalunya apaan...
udah ah, penting amat kayaknya gue ngomongin toilet, siapa juga yang mau baca info soal toilet gini, kayak enggak ada kerjaan aja...
oh iya, ini bonus gambar toilet masa depan.
TOILET BERGLITTER
FYI : di web tempat gue nyolong gambar ini ada tulisan, Happy Toilet Day!
Oke, HAPPY TOILET DAY SEMUANYAAAA!!!
Pffft---- *cekikikan tengah malem*
BalasHapusLucu! Aku setuju! Tapi berarti kloset duduk di kamar mama krisis identitas, dong! DX
hah? beneran sama persis kasusnya? terus... itu ceboknya gimana ya? #pakenanya
BalasHapusWow.. Toiletnya bikin silau!
BalasHapusAh, kayak gini sih cuman ada di Indonesia..
*ngakak guling2* ampun Naaaaa...
BalasHapussakit perut gw bacanya.. tp emang bener, Toilet di Indonesia emg krisis identitas dan nampaknya mencerminkan penduduknya.. apalagi sistem poligami itu (ember, air dan tissue).. beuhh~
huahahahaha pdhl kalo udah biasa, enakan pake toilet duduk soalnya betis ga pegel...
BalasHapusYa, cebok biasa, tak kurang tak lebih (?)
BalasHapuspsycohazard : kayaknya sih emang cuma ada disini :P
BalasHapusmimi : mencerminkan penduduknya mi? gue gak krisis identitaaaass~ #menolakdengantegas
tapi semoga toilet2 itu cepet bertobat dan kembali ke pasangannya masing2~
setsu : iya juga sih, tapi karna di rumah masih model jadul, ya... agak susah terbiasa~ wahahaha XD
platinumberlitz : err... teteup gak kebayang XD