Rabu, 05 September 2018

Halo, Tesis :)

Halo, Tesiiiss.... Akhirnya kita bertatap muka, juga. Wahahaha.


Di depan tersenyum bahagia, di belakang udah mulai mewek. Kira-kira bisa nggak ya ini selesai dalam satu tahun?

Di postingan blog beberapa tahun lalu gue pernah ngebahas soal skripsi dan saking muaknya pernah bertekad untuk nggak kuliah lagi karena takut kejadian yang sama berulang sewaktu ngerjain skripsi.

Dan di sinilah gue sekarang, menghadapi tesis :)
HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA (perhatian, ini ketawa stress). Mulai stress setelah paham kalau skripsi yang gue bangga-banggakan dulu itu RECEH BANGET begitu masuk ke jenjang S2. Gue bahkan nggak berani ngasih liat skripsi gue ke dosen-dosen linguistik karena itu pasti banyak banget salahnya. Malu.

Gue masuk peminatan linguistik murni, yang aslinya bisa aja topik skripsi gue diperdalam lagi untuk jadi tesis. Tapi seperti yang gue sebutkan sebelumnya. Gue malu karena itu receh banget. Yang kedua, fokus gue udah bukan ke bahasa Jepang lagi, tapi ke bahasa Indonesia. Dosen-dosen gue sih menyarankan supaya tesis sejalan dengan jurusan bahasa sewaktu S1 karena menyangkut jenjang karir. Masalahnya gue nggak mau meneruskan karir di bidang bahasa Jepang lagi. Gue justru mau pindah ke bahasa Indonesia. Karena itulah gue memutuskan untuk mengambil topik tesis seputar bahasa Indonesia. Lagipula, penelitian bahasa-bahasa asing itu udah banyak banget. Apalagi, dari negaranya masing-masing juga udah banyak linguis kece yang mengembangkan teori kebahasaan negara mereka. Sementara linguis di Indonesia itu masih sedikit. Teori kebahasaan juga masih banyak banget yang perlu digali lebih dalam. Karena itulah gue mau ambil bagian (meskipun kecil) untuk ikut mengembangkan teori bahasa Indonesia.

Yah, segitu dulu. Langsung lanjut tidur...eh, penelitian.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar