Cuma, gue mau sedikit cerita soal pertemanan gue yang bermula dari fanfiction. Apa sih fanfiction itu? Fanfiction itu hasil tulisan berdasarkan karakter yang udah ada sebelumnya, baik itu karakter dari karya fiksi atau orang beneran. Entah sejak kapan, fanfiction jadi bagian dari hidup gue. Tjiehh...
Gue mulai menulis fanfiction sejak kenal NEWS
Okee, lanjut. Sebenarnya keberadaan beberapa makhluk-makhluk delusi yang menganggap fanfic-fanfic guyonan itu sesuatu yang serius adalah pemicu gue dan kawan-kawan yang lain bertukar fanfic secara pribadi lewat email. Intinya gini, misalnya temen gue bikin karakter gue berpasangan dengan Keichan, terus ada yang enggak suka karena dia suka Keichan dan dia cemburu (plis ini delusi abis, itu kan fanfiiiiic....ketemu orang aslinya aja gue belon kesampean). Yah, kejadian-kejadian begitulah yang bikin gue rikues fanfic secara pribadi, dan bales bikin fanfic rikues temen-temen secara pribadi juga, gak pernah di posting.
Kejadian ini membuat gue, Ruka, Nad, Ruru, sama Cutha jadi akrab. Karena kita berlima selalu muncul di fanfic yang sama. Misalnya Ruka bikin fanfic, munculin kita berlima, gue juga bikin begitu, semuanya bikin begitu dengan ide-ide cerita yang beda-beda. Lalu kita saling komen deh. Kegiatan ini cukup worth it untuk melepas kepenatan belajar kanji masa-masa kuliah waktu itu :) Lalu, entah sejak kapan kita jadi punya livejournal berlima yang isinya update-an fanfic-fanfic gak jelas itu :D
Gue tergerak bikin postingan ini pun gara-gara Ruka tau-tau ngomongin fanfic lama bergenre thriller yang dia bikin, di mana kita berlima ketembak, ketusuk piso, patah tulang, dan hampir mati di rumah sakit. Agak psycho memang, hahahaha :D Lalu gak sengaja liat fanfic bikinan Nad yang judulnya "Rose Rossi e Spinosi" di email jaman kapan itu, yang entah kenapa selalu bikin gue ngakak meski baru baca judulnya. Itu artinya apaan siiiihhh??? Seinget gue artinya geli banget xDD
dari kiri: Cutha, Nad, Gue, Ruru, Ruka, gelar poto sesyen di Bandung |
....
Nana berbalik menghadap teman-temannya dan membuat gerakan tangan yang entah apa maksudnya.
“Psst, katanya mau ngobrol. Udah ngomong sanaaa…” kata Nana dengan suara pelan.
Ruru misuh-misuh, “gue kira mereka-mereka bisa eigo! Kalo gini gimana gue mau ngomong Naaa…. Lo kan tau sendiri Bahasa Jepang kita ya masih tiarap guling-guling gituu…”
“So..sorri…wi aaa nyuu hiaa, auwaa ingguriisu is not very gudd.” (sorry, we’re new here, our English isn’t very good) Shige mencoba meminta maaf.
Kelima cewek tokoh utama langsung menjatuhkan sedikit dagunya sembari berusaha menangkap maksud perkataan mereka. Tanpa banyak basa-basi, mereka berlima pun langsung ambil langkah seribu menjauhi kedelapan cowok itu.
“Aaa, we..weiit puriiss!!” (Ah, wait please!) Shige berusaha menahan mereka berlima meski tampaknya sia-sia.
...
Lain lagi dengan temen-temen kuliah gue :D Di kampus, gue juga punya temen-temen kayak yang gue sebut di atas dan kita juga bikin fanfiction. Bedanya, kalo sama anak-anak forum, gue nulis sendiri dengan karakter berlima, kalo sama temen-temen kampus ini kita nulis fanfiction bergilir. Jadi di dalam satu binder, kita bergantian menulis fanficion bersambung, satu orang punya waktu satu minggu untuk nulis yang dia suka.
Fanfiction ini jadinya kocak banget karena.... ANCUR! Yah, bayangin aja, gue, Ruru (beda sama Ruru yang tadi gue sebut), Saachan, Echa, Zu dan Zha nulis fanfic dengan gaya bahasa dan imajinasi masing-masing. Gak nyambung laaah jadinyaa :)) Apalagi tokoh-tokoh yang dimasukin itu aneh-aneh, ada yang artis Jepang, ada yang mangaka, ada yang dari anime, bahkan aa Jimi pun ikut ambil bagian. Bener-bener campur aduk.
Yang lebih kocak, Ruru selalu ketempuan benerin tulisan Echa yang ngaco karena dapet giliran nulis abis dia. Dari yang memperjelas penuturan di fanfic Echa, sampe usaha terakhir, bikin cerita yang ditulis Echa itu cuma imajinasi. Bener-bener kacau deh :D
Tapi lagi-lagi, fanfiction bergilir ini membuat kepenatan otak dari pelajaran-pelajaran di kampus terobati. Tiap minggu saat satu orang udah nyelesein fanfic bikinannya, kita bisa kumpul bareng dan ngakak-ngakak saking anehnya fanfic itu.
Fanfic pertama yang berjudul "Panti Takarai" itu selesai dengan sukses dan terbundel rapi dalam satu binder yang jadinya penuh banget. Projek terus berlanjut dengan fanfic kedua yang akhirnya kita putuskan untuk ditulis di word. Yang pertama itu tulis tangan semua btw, jadi tiap minggu tulisannya beda-beda (tulisan gue paling rapi ngomong-ngomong *lalu digampar*). Sayang projek kedua ini belum selesai sampe sekarang karena tersendat di satu orang *lirik Echa*. Padahal tinggal satu chapter lagiiiii, terus beres deh.
dari kiri: Echa, Saa, Zha, Gue, Ruru, Zu paling bawah, poto sesyen di kampus |
....Matsuyama Kenichi, cowok yang dimintanya menjadi model lukisannya, menoleh. Ia kelihatan sangat enggan menghampiri Echa. Tapi toh ia hampiri juga, khawatir cewek di hadapannya ini akan melakukan sesuatu yang aneh seperti berteriak-teriak atau malah mengejarnya kalau ia tidak menghampirinya. Sepertinya Echa memang begitu sih.
”Matsuyama-san, konnichiwa.” Ren tersenyum.
”.......” MatsuKen menatap lukisan Echa tanpa berkedip.
”Kemarin, terima kasih atas bantuan Anda.” Ren membungkuk dengan sopan.
”Ini... lukisan yang kalian buat sewaktu menyuruhku berhenti?” tanya MatsuKen, kelihatan tidak percaya, walaupun ekspresinya sendiri tetap terlihat cool.
”Iya. Benar-benar terima kasih atas bantuan Anda. Echa ojousama, bagaimana kalau Anda juga berterima kasih pada Matsuyama-san?” Ren menegur Echa.
”Oh iya. Terima kasih. Tanpamu, aku nggak akan bisa menyelesaikan lukisan ini,” Echa ikut membungkuk dengan sopan.
Tanpa sadar MatsuKen melongo. Ia menatap cewek dihadapannya dengan tatapan tak percaya. Ia memang sadar sejak awal kalau cewek di hadapannya ini ’unik’, tapi tetap saja tidak terpikir kalau seunik ini. Tiba-tiba ia menghembuskan napas dan tersenyum tipis.
”Sama-sama. Lumayan mirip juga,” katanya sambil berbalik pergi. Sejak saat itu, ia selalu tersenyum tiap mengingat kejadian itu.
Echa menatap MatsuKen yang berjalan menjauh. ”Katanya lumayan mirip!” Echa pamer pada Ren dan Nishi yang hanya tersenyum mengiyakan. Kemudian Echa kembali menatap lukisannya: sebuah bulatan berwarna orange dengan beberapa garis lengkung hitam. Judul lukisannya: bola basket.
”Yay~ Dibilang mirip,” Echa tersenyum pada lukisannya.
....
Sekarang, enggak ada satu pun dari projek di atas yang masih berjalan karena kesibukan kita masing-masing. Yah, mau enggak mau semuanya pasti duluin kerjaan :) Tapi masa-masa itu bener-bener menyenangkan.
Setelah bersenang-senang dengan self-enter fanfiction, gue mulai nulis fanfiction dengan serius di fanfiction.net (ffn). Sampai saat ini gue udah nulis 40 judul fanfic dari berbagai anime, dengan banyak fanfic bersambung yang belum selesai, ufufufu *ditampol*.
Di fanfiction.net ini pun, gue mendapat banyak temen. Baik temen yang cuma interaksi kadang-kadang, sampe temen yang cukup intens saling komunikasi soal penulisan fanfic. Sejak sibuk kerja, gue memang agak menelantarkan akun gue di ffn sih, tapi sekarang udah mulai nulis di sana lagi, kok :)
penulis-penulis ffn yang pernah poto bareng gue, hoho. Mereka jago-jago nulis looo~ |
Gue rasa, enggak seharusnya orang-orang ngeremehin fanfiction. Karena, gue ngeliat banyak penulis fanfic yang bener-bener punya bakat nulis yang oke. Bahkan, banyak yang menurut gue kemampuannya sama atau bahkan melebihi penulis-penulis yang udah nerbitin novel saat ini. Meskipun, iya, gue sangat setuju fanfiction itu enggak boleh diperjualbelikan tanpa ada ijin resmi dari pemilik cerita aslinya. It just for fun.